PURWAKARTA
- Ratusan desa di Kabupaten Purwakarta
beresiko menghadapi kekeringan akibat musim kemarau ekstrem dampak dari
fenomena alam El Nino.
Mengantisipasi
potensi terjadinya kekeringan itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta
jajarannya dan semua pihak terkait untuk bersiaga penuh.
Untuk
memastikan langkah antisipasi berjalan efektif, Bupati Anne menggelar Apel
Besar Desa Tangguh Bencana (Destana) Antisipasi Bencana Alam dan Karhutla,
Senin, 26 Juni 2023.
Sedikitnya
1.100 relawan Desa Tangguh Bencana (Relawan Destana) dan Relawan Desa
Penanggulangan Kebakaran (Redkar) hadir dalam apel besar tersebut.
Para
relawan yang hadir dalam apel besar itu merupakan perwakilan dari 183 desa dan
9 kelurahan di 17 kecamatan seluruh Purwakarta.
Para
relawan yang hadir merupakan relawan terlatih dalam menghadapi potensi bencana.
Di Kabupaten Purwakarta sendiri, jumlah total relawan Destana maupun Redkar
mencapai 2.196 relawan.
Para
relawan itu sewaktu-waktu siap dikerahkan untuk membantu menghadapi berbagai
potensi bencana diseluruh wilayah Purwakarta.
"Saya
minta semua elemen agar melakanakan langkah nyata dalam kesiapsiagaan
menghadapi dampak El Nino," kata Bupati Anne Ratna Mustika.
Data
dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purwakarta menyebutkan, wilayah di Kabupaten Purwakarta yang memiliki
potensi kekeringan mencapai 176 desa, yakni 160 desa mengalami kekeringan
tingkat sedang, sementara 16 desa lainnya mengalami kekeringan tingkat tinggi.
Optimalisasi Sumber Daya Air
Mengantisipasi
potensi bencana dampak dari El Nino tersebut, Bupati Anne telah memerintahkan
dinas terkait untuk mengoptimalkan berbagai infrastruktur sumber daya air.
Secara
khusus Bupati Anne meminta para camat dan kepala desa di seluruh Purwakarta
untuk memaksimalkan infrastruktur sumber daya air seperti waduk, emung, kolam
retensi dan penyimpanan air buatan lainnya.
Bupati
Anne juga meminta agar para camat menjaga ketahanan pangan, meningkatkan peran
relawan Destana mau pun Redkar di semua desa dalam upaya pencegahan dan
kesiapsiagaan terhadap potensi bencana.
"Saya
minta mereka berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan
terkait. Para relawan juga harus meningkatkan kesiapsiagaannya dalam menghadapi
semua potensi bencana," kata Bupati.
Langkah
menyiagakan para relawan dan seluruh jajaran Pemkab Purwakarta itu
menindaklanjuti langkah sebelumnya yang telah di instruksikan
Bupati Anne dalam memanfaatkan infrastruktur sumber daya air.
Seperti
diberitakan sebelumya, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta puluhan
embung yang tersebar diseluruh Purwakarta untuk dioptimalkan membantu para petani
menghadapi musim kemarau.
Permintaan
orang nomor satu di Purwakarta itu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
kelangkaan air bagi lahan pertanian selama musim kemarau yang diperkirakan akan
berkepanjangan dampak dari fenomena alam El Nino.
"Dampak
buruk dari El Nino adalah terjadinya kekeringan yang berkepanjangan sehingga
mengurangi ketersediaan air untuk pertanian. Kita punya puluhan embung yang
bisa dioptimalkan mengantisipasi kelangkaan air pertanian tersebut," kata
Bupati Anne.
Data
dari Dinas Pangan Dan Pertanian (Dispangtan) Purwakarta menyebutkan, salah satu
kabupaten penghasil manggis terbaik nasional itu memilki sebanyak 33 embung.
Embung-embung
itu tersebar di 30 desa di sepuluh kecamatan meliputi Kecamatan Bojong,
Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Plered, Maniis, Pasawahan, Cibatu
dan Kecamatan Campaka.
"Secara
umum semua embung itu berfungsi sangat baik sebagai penampung air. Selama musim
kemarau yang berat dampak El Nino nanti, embung-embung itu bisa dimanfatkan
petani sebagai sumber air pertanian," kata Bupati Anne.
Untuk
langkah lainnya, Bupati Anne telah menginstruksikan jajaran Dispangtan
Kabupaten Purwakarta, untuk bisa mengantisipasi dampak buruk dari potensi
kekeringan parah akibat El Nino.
"Kita
sudah meminta jajaran Dispangtan
Purwakarta untuk menyiapkan solusi-solusinya sehingga dampak buruk dari El Nino
bisa terhindarkan," kata Bupati Anne.
Sementara
Kepala Dispangtan Purwakarta Sri Jaya Midan menjelaskan, setiap embung mampu
menyimpan cadangan air minimal 500 meter kubik.
Cadangan
air setiap satu embung itu, lanjut
Midan, mampu membantu pengairan sawah sedikitnya 20 hektar.
"Dengan
total 33 embung, maka sedikitnya 660 hektar sawah yang rawan kesulitan air bisa
dibantu pengairannya," kata Midan.
Embung
merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan
air limpahan atau air rembesan.
Embung
akan menyimpan air di musim hujan, kemudian airnya dapat dimanfaatkan pada
musim kemarau atau saat kekurangan air.(Diskominfo
Purwakarta)