PURWAKARTA - Penjabat (Pj) Bupati Purwakarta Benni Irwan menginstruksikan petugas penanggulangan bencana untuk terus bersiaga penuh mengantisipasi terjadinya berbagai bencana alam. 

Instruksi yang disampaikan melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Purwakarta Norman Nugraha itu menyusul masih tingginya tingkat curah hujan di Kabupaten Purwakarta yang berpotensi menyebabkan terjadinya bencana alam, seperti longsor, banjir, pergerakan tanah dan angin puting beliung.

"Kita meminta seluruh petugas dari instansi terkait penanggulangan bencana untuk bersiaga penuh selama 24 jam. Dalam triwulan pertama 2024 ini, curah hujan masih sangat tinggi. Kita harus bersiaga penuh agar potensi bencana bisa kita antisipasi," kata Norman Nugraha, Selasa, 19 Maret 2024.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta menyebutkan, dalam tiga bulan pertama 2024, sejak awal Januari - pertengahan Maret, tercatat terjadi 116 kali bencana alam akibat intensitas curah hujan yang tinggi. Bencana itu tersebar di 15 kecamatan di seluruh Purwakarta.

Norman mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya berbagai bencana alam tersebut Pemkab Purwakarta terus berkoordinasi dengan TNI-Polri.

"Koordinasi dengan TNI-Polri terus kita lakukan untuk memastikan semua langkah antisipasi bencana bisa berlangsung cepat dan tepat. Kita ingin memastikan keselamatan rakyat dari ancaman bencana selama musim penghujan ini," kata Norman.

Norman juga mengingatkan masyarakat untuk ikut meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana. Semua dampak dari masih tingginya curah hujan harus serius diwaspadai dan harus disiapkan langkah-langkah antisipasinya.

"Termasuk potensi-potensi bencana akibat curah hujan yang tinggi harus kita waspadai. Jangan sampai kita tidak menyiapkan antisipasinya," ujar Norman.


Petugas Gerak Cepat

Menindaklanjuti instruksi Pj Bupati Purwakarta itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta bergerak cepat. Seluruh personil BPBD terus disiagakan, termasuk menyiagakan semua peralatan operasi penanggulangan bencana.

"Kita sudah menindaklanjuti instruksi Bapak Pj Bupati tersebut. Kita sudah memerintahkan semua personil untuk bersiaga penuh dan bergerak cepat. Semua peralatan pendukung bagi operasi penanggulangan bencana juga sudah kita siapkan," kata Kepala BPBD Purwakarta, Heryadi Erlan.

Erlan mengatakan, jajaran BPBD Purwakarta sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk meminimalisir dampak buruk dari masih tingginya intensitas hujan, termasuk potensi terjadinya potensi bencana alam.

"Kita terus memonitor ketat kawasan rawan bencana yang ada di seluruh Purwakarta. Kita terjunkan petugas lapangan untuk melakukan pemantauan ketat mengantisipasi potensi bencana alam," kata Erlan.

Menurut Erlan, setiap harinya sebanyak 18 petugas lapangan BPBD Purwakarta melakukan tugas pemantauan ke berbagai kawasan rawan bencana.

"Para personil itu kita sebar untuk memantau wilayah-wilayah yang rawan bencana. Mereka melakukan pemantauan secara rutin setiap hari untuk mengantisipasi terjadinya bencana," kata Erlan.


Dua Kecamatan Paling Rawan

Erlan juga memaparkan, dari total 17 kecamatan di seluruh Kabupaten Purwakarta, dua diantaranya merupakan kecamatan yang dinilai paling rawan bencana selama musim penghujan, yakni Kecamatan Sukatani dan Kecamatan Tegalwaru.

"Dua wilayah itu menjadi fokus perhatian kami. Kedua kecamatan itu merupakan wilayah paling rawan bencana longsor dan pergerakan tanah. Kita terus menghimbau masyarakat di kedua kecamatan itu untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana," lanjut Erlan.

Erlan menjelaskan, sejak awal Januari sampai pertengahan Maret 2024, telah terjadi 116 kali bencana yang tersebar di 15 kecamatan di Purwakarta. 

Ke 15 kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Jatiluhur, Tegalwaru, Purwakarta, Pasawahan, Sukatani, Darangdan, Bojong, Kiarapedes, Babakan Cikao, Bungursari, Plered, Wanayasa, Cibatu, Campaka, dan Kecamatan Pondoksalam. 

Akibat bencana itu, tercatat 608 rumah masyarakat mengalami kerusakan. Bencana alam juga merusak dua gedung sarana pendidikan, satu tempat ibadah dan 5 fasilitas umum.

Menurut Erlan, kerusakan-kerusakan tersebut paling banyak disebabkan karena bencana tanah longsor. "Tidak terdapat korban jiwa akibat serangkaian bencana tersebut. Kita terus berusaha agar prioritas utama adalah menyelamatkan masyarakat agar tidak ada korban jiwa," tegas Heryadi Erlan.** (Diskominfo Purwakarta)