Bupati
Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, keberadaan pondok pesantren bukan
hanya sekedar lembaga pendidikan tempat menggembleng para santri saja. Lebih
luas keberadaan pondok pesantren juga bisa menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi
masyarakat dimana pondok itu berada. Pemberdayaan ekonomi pondol pesantren
tersebut bisa dilakukan dengan cara kerjasama dengan pola kemitraan dengan
pihak perbankan.
Demikian
disampaikan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika disela-sela acara Sinergi dan
Kolaborasi Keuangan Inklusi Bagi Pondok Pesantren di Pondok Pesantren Raudlatut
Tarbiyyah Liunggunung, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Rabu 05 April
2023.
Tampak
hadir dalam cara yang dirangkai dengan adalah Gubernur Bank Indonesia (BI)
Perry Warjiyo, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, jajaran Komisi XI DPR RI,
Ketua DPRD dan Forkopimda Jabar dan sejumlah kepala daerah lainnya.
Menurut
Bupati Anne, kegiatan yang dihadiri langsung
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto itu bertujuan untuk menggencarkan edukasi dan
sosialisasi dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi seluruh
lapisan masyarakat Indonesia.
Tampak
hadir dalam acara itu adalah Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Wakil
Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, jajaran Komisi XI DPR RI, Ketua DPRD dan
Forkopimda Jabar dan sejumlah kepala daerah lainnya.
"Pondok
pesantren memiliki peranan sangat penting dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Sinergi dan kolaborasi keuangan inklusi bagi pondok pesantren
sangat strategis dalam pemberdayaan pesantren untuk meningkatkan kesejahteraan
kyai, pengurus, santri, dan masyarakat di lingkungan sekitar pesantren,"
ujar Ambu Anne.
Menurut
pemaparan Menko Perekonomian, kata Anne pemerintah menargetkan inklusi keuangan
di Indonesia sebesar 90 persen pada tahun 2024, dan diharapkan juga dapat
diikuti oleh masyarakat yang memiliki literasi keuangan yang tinggi termasuk
didalamnya lingkungan pondok pesantren.
"Dengan
kegiatan ini diharapkan terjalin sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah
Daerah, Lembaga, Perbankan maupun organisasi masyarakat untuk meningkatkan
inklusi keuangan khususnya melalui Pondok Pesantren," tuturnya.
Sementara,
Ketua Tim Pemberdayaan Pesantren dan Inklusi Keuangan yang juga Pimpinan Pondok
Pesantren Raudlatut Tarbiyyah Liunggunung Plered, KH. Ahmad Anwar Nasihin
mengatakan, pemberdayaan ekonomi pondok pesantren bisa dilakukan dengan cara
kerjasama dengan pola kemitraan dengan pihak perbankan.
Ajengan
Anwar, begitu ia biasa disapa, mengisahkan, awalnya ia mendapatkan kepercayaan
dari Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Deputi Keuangan
Inklusif dan Keuangn Syariah. Kemudian ia di angkat oleh Bupati Purwakarta
sebagai ketua tim pemberdayaan pesantren.
"Pada
tahun 2020 sampai dengan 2021 ia telah memfasilitasi penyaluran KUR dari
perbankan kepada warga pondok pesantren di wilayah Kabupaten Purwakarta sebesar
Rp 8,5 miliar, tanpa agunan dan jaminan
apapun, jaminannya hanya rekomendasi dari Ketua Tim Pemberdayaan Pesantren dan
Inklusi Keuangan (TPPIK)," ujarnya.
Menurutnya,
sebanyak 40 pondok pesantren yang warganya mendapatkan amal usaha yang dibiayai
oleh dana bank dan itu ternyata efektif dilakukan oleh pesantren. "Saya
optimis bahwa pesantren itu bukan sekedar lembaga pendidikan saja tetapi bisa
menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat," ujar Ajengan Anwar.
Sementara
pada tahun 2022, bekerjasama dengan BJB, ia juga telah menyalurkan KUR
Kemitraan Peternakan kepada 30 orang petani milenial senilai Rp 3 miliar.
"Alhamdulillah berjalan dengan lancar sampai pada musim panen Idul Adha
sapi dapat terjual semua," tuturnya.
Tahun
ini, lanjut Ajengan Anwar yang memperoleh Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat
sebagai Ulama Penggerak Ormas dan Penggerak Ekonomi Masyarakat itu juga
mendapatkan kepercayaan kembali dari Bank BJB Cabang Kabupaten Purwakarta
sebagai offtaker pola kemitraan di bidang peternakan.
"Alhamdulillah,
saya mendapatkan kepercayaan kembali dari BJB dan Pemda Purwakarta untuk bisa
meningkatkan pasokan swasembada daging di Purwakarta. Di Purwakarta masih minim
para pelaku peternakan, dan masyarakat pun masih mengandalkan pasokan daging
dari luar daerah, ini yang jadi pemicu bagi kami untuk lebih meningkatkan
peternakan sapi potong di Purwakarta, agar masyarakat kita bisa membeli daging
segar yang berkualitas," ujar Ajengan Anwar.(Diskominfo Purwakarta)