Pembangunan infrastruktur, selama ini menjadi salah satu program prioritas Pemkab Purwakarta. Tak heran, sejak 10 tahun terakhir proses pembangunannya terlihat begitu pesat. Mungkin, sejauh ini persoalan infrastruktrur khususnya jalan nyaris rampung 100 persen.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga dan Pengairan (DPUBMP) Kabupaten Purwakarta, Ryan O membenarkan hal itu.
Menurutnya, salah satu faktor yang menjadikan pesatnya pembangunan
infrastruktur ini karena adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dan unsur
TNI.
"Cepatnya pembangunan
infrastruktur di kita, itu salah satu faktornya karena adanya keterlibatan
unsur TNI. Dari catatan yang ada, di wilayah kami sejak 2015 lalu peran TNI
khususnya dari angkatan darat cukup besar dalam pembangunan infrastruktur
ini," ujar Ryan, Jumat (9/10).
Menurutnya, untuk tahun ini,
peran TNI juga kembali dilibatkan dalam pembangunan jembatan sementara (bailey)
di perbatasan Purwakarta-Subang di Desa Cijunti Kecamatan Campaka dan
pembangunan peningkatan jalan pada tujuh ruas jalan dengan total sepanjang 2, 2
kilometer.
"Selain dilibatkan dalam
pembangunan jembatan bodem, TNI juga dilibatkan dalam pembangunan pada tujuh
ruas jalan di wilayah Kabupaten Purwakarta diantaranya; Cikopo-Cilandak,
Cibungur-Dangdeur, Margasari-Cikolotok, Cipinang-Cikadu, Nagrog-Cisair,
Situ-Sukajadi dan Jatimulya-Pasar Minggu," tuturnya.
Kata Ryan, sebelumnya pelibatan
TNI melalui program Karya Bakti TNI, BSMSS dan TMMD juga pernah dilakukan.
Adapun untuk pembangunan jalan melalui Karya Bakti sendiri, itu mencapai 22
kilometer, lalu melalui BSMSS sepanjang 7 kilometer, serta 10, 85 kilometer
melalui program TMMD.
Dalam kolaborasi ini, yang paling
terasa sekali, yakni saat pembangunan dan pembukaan jalur lingkar barat. Ya,
jalur yang menghubungkan dengan beberapa kabupaten tetangga itu. Dari data yang
ada, pengerjaan pembangunan jalur tersebut dimulai sejak 2015 sampai 2017
melalui Karya Bakti skala besar. "Untuk jalur tersebut, total panjang
jalan yang pembangunannya dibantu unsur TNI itu ada sekitar 22 kilometer,"
jelas dia.
Adapun Jalur alternatif Lingkar
Barat ini, terbentang dari mulai Kecamatan Babakan Cikao-Jatiluhur-Sukasari dan
Maniis. Jalur ini, terhubung dengan beberapa kabupaten tetangga. Di antaranya,
Kabupaten Karawang, Cianjur, Bogor dan Bekasi.
Selain itu, dia menambahkan,
pihaknya cukup berbangga hati karena persentase pembangunan jalan selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebelumnya, atau sebelum 2008 lalu,
Purwakarta memiliki persentase ruas jalan mantap sebesar 62, 2 persen atau
sepanjang 447 Kilometer dari total panjang jalan kabupaten yang mencapai 728, 94
kilometer.
"Kalau melihat data, persentase
kemantapan jalan ini terus meningkat dari tahun ketahun. Hingga akhir 2019
kemarin, jalan mantap di wilayah kami mencapai 86 persen dari total panjang
jalan jalan kabupaten yang mencapai 728,94 kilometer itu,” kata dia.
Pihaknya merinci, dari total
panjang jalan kabupaten yang mencapai 728, 94 kilometer ini, masing-masing
556,079 kilometer merupakan kategori jalan berlapis aspal. Kemudian, jalan
kategori beton mencapai 134,710 kilometer. Lalu, 28,135 kilometer dalam kondisi
masih krikil. "Jadi, sudah tak ada jalan tanah di wilayah kami. Adapun
untuk yang krikil, itu masih dalam proses finishing," tambah dia.
Sementara, terkait kebutuhan
untuk menyelesaikan 14 persen lagi, harus disiapkan memang cukup besar. Karena,
selain untuk kebutuhan pembangunan, juga butuh untuk pemeliharaan infrastruktur
yang sudah dibangun sebelumnya. "Kalau berbicara kebutuhan, biaya
pemeliharaan justru yang dibutuhkan lebih besar. Karena, memelihara yang sudah
ada untuk tetap mantap, itu jauh lebih sulit," demikian Ryan. (*)