Seni membatik merupakan salah satu tradisi leluhur bangsa Indonesia yang sarat dengan makna filosofis dan nilai kehidupan yang mencerminkan cara berpikir masyarakat.
Membatik pada mulanya merupakan
tradisi turun temurun di lingkungan kerajaan. Namun kemudian berkembang menjadi
pekerjaan dan mata pencaharian masyarakat yang bersifat eksklusif, terutama
dikalangan perempuan.
Sejak tanggal 2 Oktober 2009,
batik Indonesia telah ditetapkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan untuk
budaya lisan dan non bendawi (Masterpiece
of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) United Nation Educational, Scientific and Cultiral Organization
(UNESCO).
Untuk itu, dalam upaya
melestarikan budaya dan tradisi membatik, Dinas Kepemudaan, Olahraga,
Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta menggandeng PT
Pegadaian (Persero) Cabang Purwakarta menggelar pelatihan membatik bagi
generasi muda. Pelatihan yang diikuti puluhan kalangan milenial itu digelar di
Sport Center Jaya Perkasa Purnawarman, Rabu (22/7) lalu.
"Melalui pelatihan ini, kami
berupaya mengedukasi generasi agar mau melestarikan budaya dan tradisi bangsa
sendiri. Karena suka atau tidak, tradisi itu mencirikan diri kita sendiri.
Tentu, sepanjang tradisi itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai
religi," kata Kabid Kepemudaan Disporaparbud Purwakarta, Ahmad Arif Imamulhaq,
mewakili Kadisporaparbud.
Menurutnya, pelatihan tersebut
terselenggara berkat kerjasama dengan PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Purwakarta.
Sementara itu, Kepala Kantor
Cabang PT. Pegadaian (Persero) Purwakarta, Wahyu Cahyono menyambut gembira dan
apresiasi pada kegiatan pelatihan yang ditujukan bagi para generasi muda
tersebut.
Pihaknya mengucapkan terimakasih
kepada Pemerintah Kabupaten Purwakarta yang diwakili Disporaparbud atas terselenggaranya
kerjasama ini.
"Penting bagi kami mendukung
program-program pemerintah yang bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat
guna merubah pola pikir dan sikap yang lebih baik, terutama dalam hal literasi
finansial di kalangan generasi milenial. Insyaallaah, kerjasama ini akan
dilanjutkan dengan skema yang lebih sistematis dan berkesinambungan," ujar
Wahyu didampingi Manajer Hubungan Kelembagaan Area Bandung II, Irvan Kusumah.
Diketahui, pelatihan membatik itu
diasuh oleh salahsatu mojang berprestasi Jawa Barat asal Wanayasa Purwakarta
Tahun 2019, Wida Awaliya Nurkhaliza Meranti.
"Saya merasa terkesan dengan
inisiasi pelatihan ini. Memang setahun lalu, kami pernah berdiskusi dan
alhamdulilah hari ini bisa terselenggara. Ke depan, ada gagasan untuk membentuk
sekolah membatik yang diperuntukkan bagi semua kalangan. Karenanya, kami akan
segera menyusun konsep silabusnya," kata Wida yang juga berprofesi sebagai
guru di SMAN 1 Sukatani itu.
Nampak puluhan peserta yang
seluruhnya perempuan, antusias mengikuti pelatihan tersebut. Peserta pelatihan
kali ini berasal dari para pelajar, guru-guru muda dan komunitas rajut
Purwakarta.
"Kami sangat senang dengan
pelatihan ini karena di samping mengisi kekosongan waktu, kami dapat
mengembangkan bakat seni pada diri kami. Mudah-mudahan pelatihan ini ada
kelanjutannya," kata salah satu peserta pelatihan, Nisa Amelia. (*)