Pemerintah kabupaten Purwakarta melalui Dinas Pemuda, Olahraga Pariwisata dan Budaya (Disporaparbud) Purwakarta, menggelar Purwakarta Bamboo Creative Festival 2019. Acara tersebut bagian dari meningkatkan potensi pengrajin bambu serta nilai ekonomis bambu serta peningkatan kunjungan wisatawan.

Bambu merupakan jenis varian tumbuhan yang sering ditemukan di setiap jengkal tanah di nusantara. Keberadaanya bukan hanya menjadi tanaman biasa namun dapat dimanfaatkan sebagai bahan ekonomi kreatif.

"Bambu dapat dijadikan nilai ekonomis tinggi bila pengolahannya tepat,". Ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Purwakarta Iyus Permana, dalam pembukaan Purwakarta Festival Bambu 2019. Di Bale Maya Datar Purwakarta. Minggu (28/4/2019).

Iyus menambahkan, Purwakarta kedepan akan menjadikan alat musik dari bambu agar dimasukan dalam program kurikulum ekstrakurikuler.

Menurutnya, hal itu tak lepas dari sifat dan kebudayaan orang sunda yang sering menggunakan "Awi" (Bambu) dalam kehidupanya. Namun pada saat ini kegunaan awi tak hanya dapat dijadikan bahan bangunan, akan tetapi dapat dijadikan bentuk lain seperti alat musik maupun mainan anak.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Purwakarta Agus Hasan juga menyampaikan hal yang sama. Bahkan menurutnya industri kreatif bambu dapat dijadikan potensi ekonomi kreatif dengan pengembangan lebih lanjut . 

Pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Perdagangan, agar karya yang dihasilkan dari bambu dapat dengan mudah dijumpai dipasaran.

Pengembangan seperti inilah yang diharapkan oleh bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika.

Ketika dihubungi melalui selulernya, Anne mengungkapkan hal ini dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat.

"Tak hanya bambu gelondongan, dengan sedikit bumbu kreatif maka nilai ekonomisnya meningkat," Katanya.

Annepun berharap festival seperti ini diselenggarakan setiap tahunnya. Selain mendatangkan para wisatawan ke Purwakarta, diharapkan ekonomi pengerajin bambu juga dapat lebih baik. (*)