Minat baca generasi muda Purwakarta terus digenjot oleh Pemerintah Kabupaten setempat. Selain perpustakaan digital, Purwakarta kini tengah mencanangkan penciptaan pojok baca di seluruh pelosok desa.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan spirit literasi masyarakat pedesaan perlu ditingkatkan karena berbagai alasan. Di antaranya, segmen masyarakat pedesaan biasanya terdiri dari kalangan menengah ke bawah.

Segmen tersebut sangat rentan menjadi pasar bagi isu hoax yang diproduksi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Konten sosial media sudah menjadi konsumsi semua kalangan tanpa kecuali. Mereka yang memiliki bekal literasi yang cukup tidak akan terpengaruh isu hoax. Tetapi, kalangan menengah ke bawah ini masih rentan,” kata Anne di kantornya. Tepatnya, di Bale Nageri, Jalan Gandanegara No 25, Purwakarta, Kamis (27/9/2018).

Menurut Anne, pojok baca merupakan hasil buah pikirnya karena melihat fenomena tersebut. Dia menceritakan pengalamannya selama 10 tahun ikut dalam kegiatan ‘Gempungan’ yang biasa dilakukan Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Saat itu, Anne menginisiasi perpustakaan keliling. Animo warga baik para pelajar maupun masyarakat umum ternyata besar. Infrastruktur untuk suksesi kegiatan tersebut dia nilai masih belum memadai. Pasalnya, hanya ada satu perpustakaan keliling yang beredar setiap hari Rabu.

“Konsepnya kita ubah, bukan lagi perpustakaan keliling. Tetapi, kita bangun perpustakaannya di setiap desa. Ruang terbuka hijau di sekitar perpustakaan desa itu kita namakan pojok baca. Literasi konvensional bisa melalui buku, literasi digital melalui akses internet gratis yang kita berikan,” paparnya.

 

Klasifikasi Buku

 

Mojang Purwakarta Tahun 1999 tersebut berencana memperkaya klasifikasi buku dalam perpustakaan desa tersebut. Buku bacaan untuk anak dia pastikan akan tersedia. Genrenya pun beraneka ragam mulai dari komik edukatif sampai ensiklopedi bergambar.

Selain itu, buku pengetahuan umum dan pendidikan nilai pancasila akan menghiasi rak buku dalam perpustakaan tersebut. Tak kalah penting menurut Anne, ketersediaan Mushaf Alquran lengkap dengan kitab tafsir karya ulama salaf yang sudah diterjemahkan.

“Seribu judul buku kita targetkan ada di perpustakaan desa. Perpustakaan itu harus kaya dengan berbagai jenis pengetahuan. Untuk bisa menjelaskan tafsir, kalau perlu kita hadirkan kiai setempat di perpustakaan itu,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Purwakarta Nina Meinawati mengaku sudah menerima instruksi langsung dari Bupati Purwakarta. Sebagai tindak lanjut, terlebih dahulu pihaknya akan melakukan survei lapangan.

“Beberapa desa itu sudah ada yang memiliki pojok baca. Artinya, ini kita tinggal melanjutkan saja. Kita mulai dengan survei lokasi di beberapa desa karena lokasinya harus nyaman,” ujarnya.

Spirit literasi warga Purwakarta juga dipastikan meningkat karena kehadiran perpustakaan digital. Menurut Nina, kedua program ini bisa saling menguatkan dan mempermudah orientasi dinasnya untuk fokus meningkatkan minat baca.

“Baik perpustakaan desa, pojok baca dan perpustakaan digital, semuanya untuk peningkatan minat baca,” katanya. (*)